Inilah buktinya bahwa kang Dada concern terhadap masyarakat agamis. Ormas Islam bersatu di bawah kang Dada dan mendukung beliau untuk menjadi Walikota Bandung . . .
silahkan download file pdf klik disini
Kang Dada hanya Memberikan Bukti Bukan Omong Kosong..
Inilah buktinya bahwa kang Dada concern terhadap masyarakat agamis. Ormas Islam bersatu di bawah kang Dada dan mendukung beliau untuk menjadi Walikota Bandung . . .
silahkan download file pdf klik disini
Secara konseptual, penanganan kemiskinan adalah dengan membebaskan kelompok kurang beruntung secara ekonomi, agar dapat menolong dirinya sendiri berdasarkan pendekatan pemberdayaan, dan bukan pada pendekatan instan, sehingga diharapkan dapat mengembangkan sikap kemandirian secara berlanjutan. Kegiatan ini direncakan akan dilakukan dengan menggunakan dua macam pendekatan, yakni peningkatan pendapatan, dan penurunan pengeluaran kelompok sasaran secara proporsional. Bawaku makur adalah solusi yang dirasa akan efektif, karena dana hibah yang diberikan oleh pemerintah, dapat digunakan untuk menunjang kegiatan ekonomi produktif, dengan harapan akan meningkatkan pendapatan para penerima bantuan. Di luar itu, pemerintah juga menyadari, guna mendorong peningkatan kemakmuran warga, pemerintah akan melakukan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur kota yang menjadi kewenangan pemerintah Kota Bandung, diantaranya:
1. Jalan dan Transportasi
2. Penerangan Jalan Umum
3. Penataan PKL
4. Pasar Tradisional
5. Pengangguran
6. Pemangunan SOR
7. Pemberantasan Korupsi
Kang Dada meski dinilai optimis oleh khalayak, sebagaimana diungkapkan sebuah artikel dalam Harian Umum Pikiran Rakyat, Senin, 28 Juli 2008, tetap bersikap berserah diri dan tidak berhenti berusaha. Hari Jumat, 25 Juli, lalu pasangan Dada-Ayi menerima kehormatan berupa penyerahan kain ulos sebagai tanda kepercayaan dan dukungan dari warga Kota Bandung asal Tapanuli pada “Malam Seni Budaya Batak Spektakuler 2008” di Sabuga. Mayjen Edward Aritonang menerangkan,“Mereka yang diulosi adalah orang yang dianggap sebagai pemimpin yang berhasil.” Meskipun demikian, Kang Dada tetap bersikap rendah hati dan menyerahkan semua keputusan kembali kepada Tuhan dan warga Kota Bandung sendiri. Keberhasilan Kang Dada adalah keberhasilan warga Kota Bandung juga, dan kepercayaan warga Kota Bandung adalah amanah yang akan terus dipegang Kang Dada.
Transparansi anggaran akan menjadi pola Pemerintah Kota Bandung apabila pasangan Dada-Ayi terpilih sebagai wali Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung 2008-2013. Dalam pelaksanaannya, pemasukan dan pengeluaran alokasi dana akan diumumkan kepada masyarakat.
“Dengan transparansi anggaran, masyarakat akan mengetahui penggunaan pajak yang mereka bayar. Lebih jauh lagi masyarakat juga ikut partisipasi dan mengawasi, sekaligus menjadi salah satu upaya untuk menghindari terjadinya tindak pidana korupsi di kalangan pejabat pemerintahan. Transparansi juga merupakan bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap publik,” kata kandidat Ayi Vivananda seusai berkampanye di Jln. Ciparay Kel. Kujang Sari Kec. Bandung Kidul, Senin (28/7).
Pasangan Dada-Ayi kali ini lebih memilih turun langsung ke masyarakat tanpa melakukan pemusatan massa secara besar-besaran karena dikhawatirkan akan menimbukan masalah seperti kemacetan. “Kami tidak mau mengganggu warga,” kata Ayi.
Oleh karena itu, dia memilih menyusuri gang-gang sempit di kawasan pemukiman warga, mulai dari pagi hingga sore hari. Dengan cara ini, Ayi bisa langsung bersilaturahmi, tatap muka, sekaligus menyerap aspirasi warga Kota Bandung.
Menurut Ayi, setelah seharian kita bersilaturahmi, dia menerima sejumlah aspirasi dari masyarakat. “Aspirasinya seputar masalah pendidikan, lingkungan hidup, ketenagakerjaan. Tapi, solusinya sudah tercakup dalam 7 program prioritas Dada Rosada,” kata Ayi.
Sementara itu, kandidat Wali Kota dengn nomor urut 1 Dada Rosada memulai kampanyenya di Jln. Samoja dengan melepas keberangkatan ratusan pendukung yang akan membersihkan anak Sungai Cikapundung.
Sementara menanggapi tentang 7 programnya, Dada Rosada menjelaskan bahwa program-program tersebut merupakan aspirasi masyarakat mulai dari tingkat RT, RW, Kelurahan, hingga kecamatan. Program-program itu adalah program masyarakat yang dititipkan ke pemerintah Kota Bandung.
Ketua LPM Kel. Samoja memberikan bukti dukungan dengan menyerahkan 2.550 tanda tangan warga Samoja yang mendukung Dada-Ayi. Di Jln. Lodaya, Dada membagikan 750 bungkus nasi khas Sunda dan makan nasi liwet bersama ratusan tukang becak dan warga setempat.
Dada menjajikan komitmen untuk menjadikan Bandung 100% sebagai kota hijau dan nyaman. “Dengan pengalaman, saya siap melanjutkan pembangunan Kota Bandung. Saya meminta dukungan dari warga untuk memilih nomer 1,” ujarnya.
Bidang pendidikan menempati urutan pertama dari 7 Program Prioritas Kang Dada, hal ini membuktikan betapa Kang Dada peduli dan bersemangat untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Bandung. Targetnya adalah hingga tahun 2008 warga Bandung harus berpendidikan minimal tamat SMA. Program kerjanya dikenal dengan “Bandung Cerdas 2008”. Kota Bandung memperoleh Piagam Penghargaan Widyakrama Tahun 2006 dari Presiden RI atas prestasinya dalam menyukseskan Wajib Belajar (Wajar) Diknas 9 Tahun. Sekolah gratis, beasiswa dan bantuan operasional diharapkan mampu mendukung terwujudnya target ini. Kang Dada dengan keukeuh menyatakan,”Selama masyarakat belum mampu membiayai pendidikan, harus tentu dibantu. Tidak boleh setengah-setengah.” Terbukti, dengan kerja keras dan proses yang berkisanambungan, hasilnya pun mulai tampak:
A. angka putus sekolah menurun (2003-2008) : SD/MI menurun 0,04%; SMP/MTs menurun 0,34%; SMA/SMK/MA menurun 0,22%
B. angka partisipasi murni meningkat (2003-2007) : SD/MI meningkat 19,77%, SMP/MTs meningkat 21,27%, SMA/SMK/MA meningkat 13,38%.
C. tersedia 325 sekolah gratis tahun ini.
D. tunjangan guru sebesar 97,1 milyar rupiah untuk 14.401 orang guru PNS, 7.761 orang guru non-PNS dan 360 orang guru sukwan.
E. Penghargaan Widyakarma Tingkat Nasional Tahun 2006 (Penghargaan Tertinggi dalam Wajar 9 Tahun)
Dana bantuan khusus walikota bidang kemakmuran (bawaku makmur) adalah uang rakyat, yang dialokasikan dalam pos belanja hibah APBD. Oleh karena itu, penggunaannya harus meningkatkan produktivitas, bukan untuk kebutuhan konsumsi. Kang Dada dengan jujur menegaskan kalau uang ini adalah uang rakyat, dan harus dikembalikan ke rakyat. Tahun ini, Pemkot Bandung menyalurkan dana bawaku makmur term ketiga Rp 11 Miliar yang sudah dibagikan kepada 16.370 orang.
Faktanya, kinerja bidang kemakuran menunjukkan peningkatan yang diantaranya ditandai dengan:
1. Membaiknya laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung dari 7, 34% di tahun 2003 hingga 8,24%pada tahun 2007
2. Meningkatnya nilai investasi, yaitu pada tahun 2003 sebesar Rp 1,2 Triliyun menjadi Rp 5, 40 trilyun pada tahun 2007
3. Meningkatnya promosi produk sentra perindustrian dan perdagangan yang ditandai dengan revitalisasi 5 kawasan sentra perindustrian dan perdagangan yaitu sentra kaos PHH Mustopa, sentra jeans Cihampelas, sentra sepatu Cibaduyut, sentra rajut Binongjati, dan sentra kain Cigondewah
4. Meningkatnya jumlah koperasi sehat dan mandiri sebanyak 2.148 koperasi pada tahun 2003 menjadi 2.343 koperasi pada tahun 2007, dan meningkatnya jumlah SHU koperasi dari Rp 521,1 milyar pada tahun 2003 menjadi Rp 663,7 milyar pada tahun 2007.
5. Penghargaan dalam Pengembangan Pengrajin Alas Kaki, Pameran Tekstil, dan Produk Tekstil serta Alas Kaki Produksi Indonesia Tingkat Nasional Tahun 2005
Semenjak menjadi walikota
Tapi bukan berarti kang Dada hanya larut dalam kesibukannya. Disinilah ia menunjukkan sebuah strategi waktu yang baik , betapapun padatya pekerjaan tapi keluarga adalah bagian terpenting dalam hidupnya. Dan Kang Dada selalu punya cara untuk ada dekat dengan keluarganya. Keukeu Kaniawati Rosada atau akrab dipanggil Keukeu—putri pertama kang Dada—bercerita, bahwa kang Dada adalah seorang figur Bapak yang selalu ingin dekat dengan keluarga. Bahkan disela-sela jadwal kang Dada yang sangat padat untuk menghadiri sejumlah acara, kunjungan, dan rapat kerja, kang Dada senantiasa menyempatkan diri untuk tetap bertemu dan bercengkrama dengan keluarganya. Bisa jadi momen itu adalah disaat makan siang, makan malam atau waktu-waktu yang tidak bisa ditentukan. “Bukan banyaknya pertemuan, tapi kualitasnya..” begitu kata Keukeu memaknai arti pertemuan bersama Bapaknya
Keukeu sadar betul bahwa bertemu Bapak adalah sebuah waktu yang berharga. Karenanya ia selalu menikmati dimanapun dan kapanpun kesempatan itu. Menurut Keukeu, meski lelah Bapak selalu terlihat ceria bersama keluarga, ia juga jarang sekali mengeluh.
Memang betul apa kata orang bijak, Penilaian seorang pemimpin bisa dilihat dari hal terkecil. Salah satunya adalah penilaian terhadap cara memimpin komunitas terkecil dikehidupan, yaitu keluarga. Jika dalam memimpin keluarga sudah baik, maka diluar pun hasilnya akan seperti itu. Sepertinya Inilah sebuah kunci sukses kang Dada yang tidak hanya mampu memimpin
Menjaga pikiran untuk selalu positif dan berada dalam koridor yang benar tentunya bukan sebuah pekerjaan mudah. Perlu kepiawaian dalam mengatur emosi agar tetap stabil dalam situasi dan kondisi apapun.
Sebagai orang nomor satu di
Tidak hanya itu, Menurut putranya, Rizky Rahadian Rosada—atau akrab dipanggil Ian, Kang Dada adalah seorang pribadi yang berjiwa pemaaf. “jiwa pemaafnya tinggi! Ia bukan tidak tahu siapa lawan politik yang menyerangnya..”
Dimata Ian, Bapaknya selalu menjunjung sikap positifnya itu terhadap semua masalah yang dihadapinya. Terlebih untuk urusan pekerjaan, Kang Dada dengan segala kelebihan dan kekurangannya selalu menyikapi hal-hal hal negatif yang ada dengan tenang. “biar orang lain yang berbuat seperti itu kepada kita, tapi kita tetap bersikap baik terhadap mereka”. Bahkan terhadap orang yang sudah menyakitinya, kang Dada tetap menghormati dan bahkan tetap menjaga harkat orang tersebut dimata publik.
Sungguh sebuah sikap tauladan dari seorang pemimpin bernama Dada Rosada..
“Sukalah memaafkan, dan ajurkan orang berbuat baik. Berpalinglah dari orang yang jahil ( Q.S. 7 Surat Al A’Raaf: 199)
Bagi masyarakat kota Bandung, nama dan sosok H. Dada Rosada, SH, MSi, sangat populer. Berdasarkan hasil dua kali suvei opini publik yang diadakan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) untuk kepentingan Pemilihan Kepala Daerah Kota Bandung secara langsung yang akan dilaksanakan 10 Agustus 2008, dinamika popularitas Dada Rosada sebagai calon Wali Kota Bandung periode 2008-2013 (periode kedua) masih bertengger di atas 90 % dari kandidat lainnya.
Beberpa partai besar di kota Bandung pun melirik dia. Partai Golkar dan PDI-P didukung Partai demokrat dan Partai Bulan Bitang mencalonkan kembali Dada Rosada, untuk Pilkada kota Bandung 2008. Dia berpasangan dengan Ayi Vivananda sebagai Calon Wakil Walikota Bandung. Pencalonan kembali Dada, didorong derasnya aspirasi dari berbagai lapisan masyarakat kota Bandung atas keberhasilannya memimpin kota Bandung yang berakhir pada Juni 2008. Berbagai elemen masyarakat menginginkan kesediaannya maju kembali.
Kuatnya harapan kepada Dada, agar kembali diberi kesempatan untuk periode yang kedua bukanlah isapan jempol. Mengingat banyaknya prestasi yang terukir selama kepemimpinannya. Memang sosok Dada, makin tak terpisahkan dengan denyut nadi pembangunan kota Bandung. Pas dimasa kepemimpinannya terselenggarakannya event internasional momentum peringatan 50 tahun Konferensi Asia- Afrika (KAA) 2005, yang menjadikan kota berjuluk Parijs Van Java ini memiliki akses dan infrastruktur yang lebih berkualitas.
Dimulainya pembangunan flay over Pasupati, Tol Cipularang, perluasan bandara dan rehabilitasi lingkungan. Pemimpin yang satu ini merupakan ikon perubahan kota kembang. Kini kita saksikan dipenjuri kota seluas 16.729, 50 Ha. ini berkembang menjadi kota metropolitan yang tetap mempertahankan karakteristik sebagai kota sejarah yang melestarikan citra estetik, modern, aman, nyaman. Status kota Jasa dan Wisata Belanja yang disandangnya benar-benar hidup. Pusat-pusat perbelanjaan baik tradisional mapun modern tertata asri dan rapih.
Berkat tangan dingin dan kepiawaiannya memimpin. Dada sejak dilantik Oktober 2003 sebagai Walikota Bandung, kalau diibarakan angin berterus bertiup kencang berbenah menata wajah kota Bandung. Arahnya tiada lain untuk meraih sebuah kondisi kota yang ideal. Sebuah impian kuat. Sebuah visi yang jelas dan terukur yang dituangkannya ke dalam 7 program prioritas pembangunan. Yakni bidang Pendidikan dengan target Bandung Cerdas 2008. Kesehatan dengan target Bandung Sehat 2007. Kemakmuran, Bandung Makmur 2008, Lingkungan, Bandung Hijau 2006. Seni Budaya, Bandung Kota Seni 2008. Olah Raga Bandung Kota Berprestasi 2008, dan Agama, Bandung Kota Agamis 2008. Bermuara untuk menggapai Kota bandung sebagai Kota Jasa Bermartabat (Bersih, Makmur, Taat dan Bersahabat).
Kehendak dari visi tersebut diimplementasikan dalam penjabaran misinya. Yaitu menegmbangkan sumber daya manusia yang amdal dan religius. Kemudian mengembangkan perekonomian kota yang adil dan tangguh. Mengembangkan sosial budaya kota yang ramah dan berkesadaran tinggi beserta berhati nurani. Perwujudan visi yang dijabarkan dalam misi juga mencakup perihal peningkatan penataan kota agar lebih baik serta dibarengi dengan peningkatan kinerja pemerintah kota yang profesional. efektif, akuntabel, dan transparansi, serta mengembangkan keuangan kota. Strateginya, Dada melakukan perkuatan-perkuatan melalui implementasi konsep yang sumbernya dibiayai oleh APBD. Disamping penggalian potensi lain dari swasta.
Dalam mengoptimalkan program mengejar target pencanangannya pada tahun 2008, dari ke 7 program prioritas pembangunan yang diembannya, di masa akselerasinya tahun 2007, strategi penyelenggaraan Pemerintahan Kota Bandung diarahkan untuk mendayagunakan berbagai potensi sumber daya, dalam kerangka mengoptimalkan kinerja mewujudkan Kota Bandung kota jasa Bermartabat, pelaksanaan urusan pemerintahan yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, disinergikan dan disinkronisasikan dengan pelaksanaan 7 program prioritas, khususnya Bandung Cerdas 2008, Bandung Sehat 2007 dan Bandung Makmur 2008, secara faktual telah mampu mendongkrak peningkatan Indek Pembangunan Manusia (IPM) kota Bandung secara signifikam dari semula 77,15 poin pada 2003 menjadi 78,09 poin pada 2007 atau menjadi 8,09 %.
Untuk pendapatan, pada tahun 2003-2006, yang direncanakan sebesar Rp.4,47 triliun dapat direalisasikan sebesar Rp.4,60 triliun atau mencapai 102,99 %. Lalu pada 2007, dari rencana Rp.1,61 triliun atau 104,30 %. Pada 2008, dari rencana pendapatan sebesar Rp.1,87 triliun hingga bulan Maret telah mencapai 19,89 % atau sebesar Rp.0,37 triliun.
Bidang Bandung Hijau, telah menghijaukan dari luas kota Bandung 6.91 % diperuntukan untuk ruang terbuka hijau (RTH)
Gebrakan lulusan S2, program pasca sarjana STIA LAN-RI, ini memang membawa angin segar bagi Kota Bandung. Simak saja dalam Laporan Pertanggungjawaban Wali Kota Bandung di akhir Masa jabatan 2003 – 2008 yang disampaikan pada Rapat Paripurna di DPRD Kota Bandung, Jum’at (9/5/o8). Pemkot Bandung dalam 7 program prioritas pembangunan yang diusungnya, dalam bidang pendidikan telah mampu merealisasikan Bandung Cerdas 2008, yang ditandai dengan meningkatnya angka partisipasi murni dan kasar pada setiap strata pendidikan. Menurunnya angka putus sekolah pada setiap strata pendidikan prasekolah dasar dan menengah, serta berbagai indikator lainnya. Juga ditandai dengan diterimanya berbagai piagam, piala dan plakat penghargaan baik tingkat regional, nasional maupun internasional.
Pemkot Bandung juga bisa mengembangkan perekonomian kota yang adil dengan target prioritas Bandung Makmur 2008, yang ditandai dengan tercapainya indikator kinerja pembangunan. Salah satunya adalah meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dari 7,34 % pada 2003 menjadi 8,24 % pada 2007 atau meningkat 0,90 %, serta menurunnya jumlah pengangguran sebesar 17,58 %. Di samping itu Pemkot Bandung juga memperoleh beberapa penghargaan baik regional maupun tingkat nasional karena prestasinya.
Bidang Kesehatan, terwujudnya Bandung Sehat 2007, dengan indikator Pencapaaian Umur Harapan Hidup (UHH) dan status giji adanya peningkatan, Angka Kematian Bayi (AKB), dan Ibu menurun.Memberikan pelayanan Askeskin dan Bawaku Sehat. Berbagai piagam, piala dan plakat penghargaan bidang kesehatan baik tingkat regional dan nasional pun dapat diraihnya.
Sedang dalam mengembangkan sosial budaya kota dapat dicapai dengan semakin berkurangnya praktek postitusi setelah penutupan Saritem dan meningkatnya kerukunan antar umat beragama dengan tidak adanya pertikaian antar umat serta meningkatnya upah minimum kota.
Dada juga mengakui masih terdapatnya jumlah penduduk miskin dari 67.770 Kepala keluarga (KK) pada 2003 menjadi 83.500 KK pada 2007. “Namun hal itu dipengaruhi faktor eksternal kenaikan BBM dua kali pada 2005, serta adanya sebagian masyarakat yang mengondisikan sebagai masyarakat miskin untuk mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Di samping ke 7 program, Dada juga punya 5 gerakan. Yaitu gerakan penghijauan, hemat dan menambung air dengan membuat sumur resapan. Gerakan Cikapundung bersih, gerakan sejuta bunga, gerakan udara bersih dan gerakan P4LH (Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan dan Pengawasan Lingkungan Hidup). Selain itu 15 sasaran pembangunan infrastruktur sosial dan ekonomi kota yang diantaranya terdapat kegiatan monumental. Seperti pembangunan Sarana Olah raga (SOR) Gedebage, Pembangunan Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Lanjutan Penaataan Taman Tegalega dan perluasan ruang terbuka hijau yang mencakup pembebasan lahan seluas 2 hektar di kawasan Saritem juga di bekas Pasar Tradisional Ujungberung. Rivitalisasi lima sentra perdagangan. Penataan Moda transportasi, pembangunan kawasan seni Ujung Berung, pariwisata dan Saung Angklung Mang Udjo, rivitalisasi pasar tradisional, penataan Puncrut, Serta optimalisasi bantuan Peningkatan kemakmuran (PBPK) dibidang pendidikan, kesehatan dan kemakmuran.